Selasa, 29 Oktober 2013

TUGAS II PSIKOLOGI MANAJEMEN




PSIKOLOGI MANAJEMEN

Pengertian Psikologi Manajemen

Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh ,1997)

Kaitan Manajemen dengan Psikologi

Manajemen sebagai sebuah proses pengaturan yang memiliki berbagai elemen sumber daya yang kompleks, terutama sumber daya manusia yang memiliki akal pikiran serta emosi yang dapat berubah sewaktu – waktu sehingga diperlukan suatu bidang ilmu yang mengerti tentang hal ini untuk mengatasi problematika yang sewaktu – waktu dapat muncul yang dapat mengganggu kinerja dari bagian manajemen bahkan dapat mengganggu produktivitas kinerja organisasi sehingga target dan tujuan tidak dapat tercapai dengan baik.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur sumber daya  yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Manajemen memiliki empat fungsi utama, diantaranya yaitu:
ü  Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan ini merupakan proses awal dalam menetapkan tujuan dan target; merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target tersebut; menentukan sumber daya yang akan dipergunakan; menetapkan indikator keberhasilan dalam pencapaian target dan tujuan  sebagai upaya antisipasi dari hal – hal yang akan terjadi yang diperlukan  di masa yang akan datang.
ü  Pengorganisasian (Organizing)
Proses bagaimana strategi untuk mencapai tujuan dan target itu dapat bekerja dalam perencanaan desain struktur serta lingkungan organisasi yang tepat. Sehingga efektivitas dan efisiensi dari semua elemen sumber daya dapat terjadi dengan baik.
ü  Pengarahan (Actuating/Directing)
Proses implementasi program oleh berbagai elemen dalam organisasi dimana didalamnya terdapat job description yang telah jelas diarahkan untuk dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat terjadi efektivitas dan efisiensi kinerja dalam mencapai tujuan.
ü  Pengawasan (Controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian  kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, diarahkan, dapat berjalan sesuai target.

Definisi Organisasi

Organisasi merupakan suatu pola kerja sama antara orang – orang yang terlibat dalam kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Wexley dan Yulk dalam Kasim, (1993:1)

Organisasi adalah suatu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Robbins (1994:4)

Sebagaimana dikatakan oleh Morgan (1996: 180-181), Organisasi selalu menghadapi metamorfosa seperti metamorfosanya ulat menjadi kupu – kupu. Artinya hanya ada dua pilihan bagi organisasi, yaitu berubah atau mati. Namun pilihan untuk berubah merupakan pilihan yang tepat, sebagai organisasi yang fleksibilitasnya tidak tinggi, tidak mungkin akan dapat bertahan hidup kecuali mereka mengubah atau menstrukturkan kembali organisasinya.

Pendekatan Dalam Teori Organisasi

Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik ini diilhami oleh konsep Taylor pada tahun 1919, yang mengajarkan bahwa dalam suatu organisasi, perlu diadakan pembatasan secara tegas antara kegiatan pelaksanaan atau operasional dengan tugas manajerial. Keuntungan yang dicapai dengan sistem kerja ini adalah terbukanya kesempatan untuk menetapkan waktu baku bagi setiap karyawan untuk menyelesaikan tugas. Namun keberatannya, karyawan diperlakukan sebagai mesin, dalam arti bekerja menurut suatu metode kerja tertentu, tanpa kebebasan untuk memilih cara kerja sendiri yang dianggap lebih sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya.

Pendekatan Neo Klasik
Bertumpu pada prinsip,

  1. Organisasi adalah suatu sistem dimana hubungan antara para anggotanya merupakan interaksi sosial.
  2. Interaksi sosial itu menyebabkan munculnya kelompok non formal dalam organisasi, yang memiliki norma sendiri dan berlaku serta menjadi pegangan bagi seluruh anggota kelompok.
  3. Interaksi sosial perlu diarahkan agar pengaruhnya positif bagi prestasi individu maupun kelompok. Karena itu diperlukan saluran komunikasi yang efektif mudah mengarahkan interaksi sosial antar anggota demi peningkatan prestasi.
  4. Kelompok non formal dapat mempunyai tujuan yang berbeda dengan kepentingan organisasi. Karena itu, pola kepemimpinan yang hanya memperhatikan struktur formal perlu dilengkapi dengan perhatian terhadap aspek psikososial pekerja agar tujuan kelompok non formal tersebut dapat diarahkan sesuai dengan kepentingan organisasi.

Untuk itu manajemen perlu memiliki keterampilan sosial di samping keterampilan teknis, agar mampu membina munculnya ikatan sosial yang baik dalam organisasi.
Pendekatan Modern
Dalam pendekatan modern  enyatakan bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi, tetapi way of thinking atau cara berpikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
Berikut Robbins (1994: 6) mengutarakan bahwa: sebuah struktur organisasi mempunyai tiga komponen yaitu:

  1. Kompleksitas, mempertimbangkan tingkat deferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk didalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam hierarkhi organisasi serta tingkat sejauhmana unit – unit organisasi tersebar secara geografis;
  2. Formulisasi, beberapa organisasi beroperasi dengan pedoman yang telah distandarkan secara minimum;
  3. Sentralisasi, mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan keputusan.

Proses Organisasi
Bentuk sosialisasi yang efektif meliputi empat unsur pokok yaitu :

  1. Organisasi mendorong karyawan agar tetap setia dengan memberikan imbalan;
  2. Organisasi mempengaruhi karyawan agar tetap setia melalui bujukan bukan paksaan;
  3. Organisasi mengalihkan karyawan dari nilai dan tujuan mereka menuju nilai – nilai dan tujuan organisasi;
  4. Organisasi memberi penampilan bahwa karyawan boleh melakukan pilihan bebas pada saat pengangkatan dan tetap bekerja.

Perilaku organisasi Kelly dalam bukunya Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa di dalam perilaku organisasi terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku individu di lain pihak. Kesemuanya memiliki tujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku manusia kepada upaya pencapaian tujuan organisasi.

Definisi Komunikasi
Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, komunikasi adalah proses memahami dan berbagai makna.
Menurut Donald Byker dan Loren J. Anderson, komunikasi adalah berbagai informasi antara dua orang atau lebih.
Komunikasi adalah proses mengirimkan informasi dan pemahaman dari satu anggota organisasi ke yang lain melalui penggunaan simbol.
Jadi dari berbagai definisi di atas, komunikasi adalah proses pengiriman dan pemahaman berbagai informasi antara dua orang atau lebih; antara orang dengan kelompok / organisasi; antara anggota kelompok dalam satu organisasi; antara anggota organisasi dengan anggota organisasi yang lain melalui penggunaan berbagai makna dan simbol untuk tercapainya tujuan dan target bersama.

Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik.  Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi, diantaranya yaitu:

  1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
  2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
  3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar – pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
  4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
  5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
  6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (Protokol)

Dimensi – Dimensi Proses Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
1.     Komunikasi internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan. Proses komunikasi internal ini bisa berbentuk komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media massa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi – instruksi, petunjuk – petunjuk, informasi – informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan – laporan, saran – saran, pengaduan – pengaduan.
  • Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.

2.     Komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:


  • Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
  • Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.


Sumber:
Northcraft, G. B., & Neale, M. A. (1990). Organizational Behavioral A Management Challenge. Florida: The Dryden Press.
Ramadhan, R. (2012, Desember). PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM SEBUAH ORGANISASI. Dipetik Oktober 30, 2013, dari http://resturamadhandream.blogspot.com/2012/12/pentingnya-komunikasi-dalam-sebuah.html
Sedarmayanti. (1999). Restrukturisasi dan Pemberdayaan ORGANISASI untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan Ditinjau dari Beberapa Aspek Esensial dan Aktual. Bandung: CV. Mandar Maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar